Rabu, 31 Desember 2008
Untuk Sahabatku
Kita terbang bebas mengepakkan sayap-sayap asa dengan semangat yang berapi-api..
Dunia tau tentang kita,
Tapi takkan pernah mengerti jalan fikiran kita.
Sahabat,
Biarkan saja,
Lalui saja,
Ada aku disini,
Ada aku disini,
Selagi ada aku disini.
Untuk: Andini Mariza Dwitya, Cut Hadia Sinco Richiarnita, Andika Pertiwi, Rosa Imriyani, dan Fitri Juanita.
Walaupun gelap,
tapi ada setitik sinar yang menjadi tumpuanku 'tuk temukan cahaya...
Meskipun malam tak izinkanku 'tuk lupakan petang,
Maka biarkanlah hujan mengalir deras diatasnya...
Dan menggiringnya ke laut lepas!
I miss you...
Thank You Allah for my best friends...
Sabtu, 27 Desember 2008
Langit Gaza Hitam...
" Allahu Akbar.. Allahu Akbar..." teriak sejumlah anggota regu kepolisian sambil berlarian menyelamatkan korban.
Innalillahi wa inna ilaihi raji'un...
150 Syuhada dilaporkan tewas, dan 200 orang luka-luka..
Ya Allah, lindungilah seluruh kaum muslimin dan muslimat yang berjuang melawan kafir
Amerika dan antek-anteknya...
Ya Allah, tumbuhkanlah semangat jihad dalam setiap diri generasi kaum muslimin.
Ya Allah, bimbinglah pemimpin-pemimpin negeri ini untuk bangun dari tidurnya dan membela negeri-negeri kaum muslimin yang sedang dijajah oleh orang kafir...
amin...Ya Rabbal 'alamin..
Saudaraku kaum muslimin yang telah tiada,
tersenyumlah atas syahidmu...
Kamis, 25 Desember 2008
confused!
Hari ini ada beberapa pertanyaan yang agak sedikit membingungkan.. semua tercatat di buku diaryku. Dari setiap perincian kusimpulkan beberapa hal. Be realistic, Put! But I still confused...
Salah satu dari beberapa kesimpulan itu membuat dadaku sedikit sesak. Ya, mungkin itulah tantangannya. Ya, dibagian yang itulah aku harus lebih careful! Aku harus lebih teliti dan bijak melihatnya.
Ya Allah, tidak ada satu kejadianpun yang tanpa izin dari-Mu, sekalipun sebuah anak semut yang terkilir kakinya. Maka izinkan aku melihat segala sesuatunya dengan mata iman, bukan dengan mata ego dan kemunafikanku, amin...
Refleksi 4 Tahun Tsunami...
Ustadzpun mulai mengajak majlis untuk berfikir mencari hikmah terbaik dalam kejadian gempa dan tsunami 4 tahun yang lalu. Maka pemahamanku pun berubah drastis. Aku tak lagi merasa bahwa itu semua adalah musibah. Justru tsunami adalah karunia yang tak terhingga hikmahnya yang sangat luar biasa. Subhanallah... Ampun Ya Allah... Aku tlah salah menilai takdir ini...
Ketika gempa dan tsunami terjadi, seluruh penjuru dunia, seluruh kaum muslimin dan muslimat dari seluruh penjuru dunia mendo'akan Aceh. Dan dihari itu juga do'a-do'a mereka dikabulkan Allah dengan mendatangkan berbagai ni'mat untuk Aceh, hingga sekarang. Kaum Muslimin dan Muslimat yang meninggal dunia insya Allah mendapatkan pahala syahid. Subhanallah,,, dimana musibah??? Harta benda yang hilang ketika kejadian itu terjadi, telah berganti 10 kali lipat sekarang. Demi Allah, rakyat Aceh betul-betul telah mendapatkan karunia yang luar biasa besarnya dari Allah.
Allah menggerakkan langkah kakiku menuju mesjid ini untuk meng-clear-kan pemahamanku yang salah. Alhamdulillah...
Jumat, 12 Desember 2008
suddenly poem...
Begitu terang seperti sore
Kucermati, mungkin banyak bintang-bintang kecil
Namun tak satupun kudapati
Kecuali sebuah bintang besar
Bulat penuh cahaya...
Bulan purnama
Dzikir mengalir dalam takjubku,
dunia ini indah sekali, Ya Allah...
Tapi bukankah syurga-Mu jauh lebih indah dari ini?
Mudahkan jalan kami menuju Engkau, Ya Allah...
12 Desember 2008
20.55
di mobil dalam perjalanan ke rumah mama
Kamis, 11 Desember 2008
Coba lihat senyumnya...
Dia mengambil sepatu tadi dengan semangat dan bergegas mencari-cari tempat kosong untuk menyemir sepatu itu. Aku menyusul dibelakangnya dan mencoba mendekatinya sambil bertanya beberapa pertanyaan. Aku hanya ingin tau sedikit tentangnya, pasti aku bisa belajar banyak darinya.
Kelas 6 SD Muhammadiyah...
Hidup sebatang kara tanpa sanak saudara karena dia salah satu korban tsunami...
Sekarang dia tinggal dengan seorang nenek yang mengasuhnya, namun menurut ceritanya sang nenek sedang berada di rumah sakit dan sangat butuh biaya.
"Biayanya 800.000 kak, udah terbayar 700.000. Sekarang tinggal 100.000 lagi. Makanya saya bekerja seperti ini." Jawabnya dengan tegas
Rabu, 10 Desember 2008
dan diapun ke Jakarta...
Setelah menempuh perjalanan jauh dari kota Langsa hingga Banda Aceh, alhamdulillah tepat jam 24.00 suamiku tiba dirumah dengan selamat...
Wajah lelahnya yang kelihatan suntuk dengan rambut yang berantakan berusaha tetap tersenyum untukku... Setelah mandi dan istirahat, pagi harinya kami sibuk mengurusi izin keberangkatan suamiku ke Jakarta... Alhamdulillah ada mama yang punya banyak koneksi, jadi prosesnya bisa lebih cepat (eitz ini bukan nepotisme yah! tetep ikut prosedur kok)... Beliau berangkat jam 11.55 dengan Lion air... Aku tak ikut mengantar ke bandara karena aku harus ke kantor 'coz emergency (ada bookingan yang mau tercancel, so I have to control it).
Suamiku sedang berduka karena kepergian Abang kandungnya, "Walopun gk sempat liat abang, paling gk datang ke kuburnya" katanya....
Puanjang ceritanya dalam proses perginya suamiku ke Jakarta, beruntun rezeki dari Allah yang aku rasa sangat menenangkan hatiku. Serentetan kemudahan yang Allah berikan, sesuai dengan do'a yang kupanjatkan... Subhanallah... Waktu itu aku sms-an dengan mertuaku tercinta yang ada di Jakarta, " Bapak, kalo Allah izinkan pasti Allah mudahkan!! Bapak tenang aja...". Dan Allah-pun menjawab semua itu, alhamdulillah suamiku berangkat dengan tiket promo termurah (padahal waktunya mepet dan biasanya yang mepet pasti dapat tiket mahal), alhamdulillah tiketnya dibayarin sama seorang ibu bidadari yang hatinya mulia sekali (Bu Maureen, semoga Allah memberikan ibu balasan yang lebih baik, karena Ibu baik sekali kepada semua orang..amin), alhamdulillah izin untuk suamiku bisa diurus dengan cepat tanpa hambatan sedikitpun, alhamdulillah mertuaku sangat pengertian karena aku tak bisa ikut ke Jakarta, alhamdulillah...
Selasa, 09 Desember 2008
Selamat Jalan Bang Ruli....
Jam 4 pagi, aku terbangun karena suara deringan hand phone yang keras berdengung di telingaku, sms dari suamiku yang sekarang sedang berada di Langsa untuk satu urusan kantornya...
Innalillahi wa inna ilaihi raji'un....
Telah dipanggil untuk menghadap Allah, seorang pria yang sangat disayangi keluarganya, bang Ruli... Abang kandung suamiku tercinta... Telah usai perjalananmu di dunia ini... Telah melangkah engkau didepan kami, untuk lebih dulu menghadap Allah dan takkan pernah kembali lagi ke dunia ini.
Kematian adalah peringatan bagi orang-orang yang berfikir..
Suamiku, tak akan ada kematian yang berulang-ulang, dia hanya sekali dan dia pasti terjadi. Jangan bersedih apalagi marah dengan kenyataan ini... Karena Allah adalah Yang Maha Menentukan takdir setiap manusia.. Bang Ruli baru saja sedang akan berdiri pada garis 'start' menuju keabadian yang nyata... Kehidupan yang jauh lebih nikmat dari pada dunia ini...
Selamat Jalan Bang Ruli...
Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim....
Ampunilah semua dosa-dosa yang pernah bang Ruli lakukan baik sengaja maupun tidak sengaja...
Ampunilah segala khilafnya...
Ampunilah segala lalainya...
Terimalah semua amal ibadahnya...
Terangilah kuburnya dengan cahaya rahmat-Mu...
Tempatkan beliau ditempat yang layak bersama kaum muslimin yang beriman...
Amin...
Senin, 17 November 2008
23th
Aku tak akan berdo'a agar umurmu panjang, dan takkan pula kudo'akan agar umurmu pendek. Semoga Allah mendengar dan mengabulkan do'aku. Apa yang kudo'akan? Secret la.....
Sayang, pekerjaanmu menjadikanmu seperti kelelawar. Keluar malam, pulang pagi. Everyday. Tapi kamu tak pernah mengeluh, malah semakin bersemangat, walau tanpa imbalan lebih melainkan gaji yang kamu terima setiap bulannya. Semoga Allah menjagamu dari yang haram.
Aku bangga menjadi istrimu, terlebih saat aku membaca koran seurambi news edisi ........
Tidak tidur ketika aku tertidur, dan tidur ketika aku bekerja
Selain kita jarang bertemu, kitapun jarang ada waktu untuk jalan-jalan sore seperti mereka yang kutemui setiap aku pulang dari kantor. Aku tak iri, mereka menikmati kehidupan mereka, dan kita menikmati kehidupan kita. Kadang aku berfikir, sampai kapan akan seperti ini? Kadang aku berfikir ini semua tak sehat! Kadang aku berfikir ini semua harus dihentikan! Kadang aku berfikir, aku harus berhenti bekerja dan stay at home to serve u. Dan ketika kuutarakan fikiran-fikiranku tadi padamu, kamu hanya tersenyum tak mempermasalahkan keadaan ini.
Selamat ultah yah...
I love u...
Minggu, 09 November 2008
Setahun Menjadi Istri
Setahun yang lalu, dengan memakai kebaya putih, kerudung putih, sedikit pemerah bibir dan sendal tinggi aku dipayungi dengan payung khas aceh buah karya mama yang dibuat khusus untuk pernikahanku. Aku dan rombongan keluargaku menuju sebuah mesjid yang ada di Ulhe-Lheue untuk acara akad nikahku. Dadaku berdebar kencang, aku grogi. Tapi aku percaya diri bahwa akulah yang paling bahagia hari ini. Ketika ijab kabul akan dimulai, aku mulai berdzikir dan berdo'a agar semua berjalan lancar, dan Alhamdulillah atas pertolongan dan izin Allah suamiku dengan lempang dan tegas mengucapkan ijab kabul.
Serentak semua orang berucap " Alhamdulillah". Suaranya gemuruh memenuhi sudut-sudut mesjid.
Hmm....Hari itu adalah yang pertama dan mudah-mudahan yang terakhir dalam hidupku... Dan hari ini, 10 November 2008 genap setahun usia pernikahan kami. Alhamdulillah..
Dan hari ini, aku ingin mengungkapkan perasaanku melalui sebuah surat untuk suamiku...
Surat ini akan kuselipkan disebuah coklat kesukaan suamiku...
Asslm....
Saat-saat bersamamu adalah anugerah yang aku tak akan berhenti bersyukur pada-Nya. Setahun yang indah, dihiasi canda tawa, tangis, kecewa, bahagia, bahkan romantisme yang mengalahkan penat. Begitu kurasakan kasih sayangmu, dan mudah-mudahan kamupun merasa yang sama.
Aku ingin memohon maaf atas segala kekurangan dan kebandelan yang terjadi selama ini. Susu di pagi hari yang terkadang kurang manis, baju setrikaanku yang kurang rapi, waktu yang singkat untuk kita bertemu, telfon darimu yang jarang kuangkat karena aku sering lupa menaruh Hp dimana, resep ayam saos yang gagal, dan lain-lain yang masih sangat banyak.
Sayang, jangan pernah bosan untuk mendengarkan celotehanku yang terkadang memang tidak penting ya... Karena aku ingin selalu diperhatikan dan disayang olehmu... Aku tak butuh laptop, aku tak butuh Hand Phone yang mahal, bahkan aku tak ingin yamaha mio yang kamu janjikan padaku... Aku hanya ingin kita tetap seperti ini... Hingga Allah yang memisahkan...
Suamiku sayang, mulai hari ini cobalah untuk selalu menceritakan semua masalah yang kamu hadapi padaku... Walaupun aku tak mampu menolong, setidaknya aku akan berusaha membuatmu tenang... Terkadang aku heran melihatmu yang sanggup menahan semua beban hanya sendirian karena tak ingin membuatku susah... Ayolah mulai sekarang lebih terbuka yah... I love u...
Semoga Allah memberikan kita kesempatan untuk memiliki keturunan dan semoga Allah memberikan kita kemampuan dalam menjaganya... Amin...
Ya Rabb...
Lindungilah suamiku dalam setiap aktifitasnya dari maksiat dan dosa...
Peliharalah suamiku dari berbuat curang dan tak taat pada-Mu...
Tuntunlah beliau dalam menemukan jalan menuju Engkau...
Mohon bimbinglah kami menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah
Hingga melahirkan mujahid-mujahid pembela agama-Mu...
Amin....
Rabu, 05 November 2008
Cobaan Yang Penuh Hikmah
Do'a dari seseorang yang Allah telah menuliskan di buku takdirku untuk menjadikan dia sebagai kakak-ku...
Terkadang hidupku seperti datar, dan aku jenuh. Ketika hidupku bergejolak, akupun mulai aktif, aktif memohon do'a, aktif menangis, aktif berdzikir, aktif mengaji, dan aktif berfikir. Apakah sebenarnya yang menjadikan aku ini jenuh ketika hidupku datar? Kali ini aku mencoba keluar dari diriku. Kali ini aku mencoba introspeksi diriku. Putri yang ketika hari-harinya hanyalah, rumah-kantor-rumah, dari senin-minggu, tanpa libur kecuali Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Putri yang mengaji hanya seminggu sekai. Hingga Putri yang merasa tak perlu memikirkan orang lain, kecuali dirinya dan keluarga. Ya, itulah Putri yang hidupnya datar-datar saja.
Kali ini aku mulai bertanya dalam hati, sampai kapan aku menjadi manusia yang datar-datar saja? Aku hidup dan bergerak, tapi aku seperti berjalan ditempat. Sementara dilain pihak aku sedang mendapatkan segudang pengalaman berharga yang akan membuatku aktif. Ya, aku harus terus bergerak ( tapi bukan ditempat ). Aku harus keluar dari kotak ini, dan melangkah ke kotak-kotak yang lain. Ke seluruh penjuru hidup.
Sebelum menemukan solusi, aku terbiasa mengeluh dan merasa jenuh dengan permasalahan hidup. Tapi kini aku sadar bahwa hidup akan hambar kalau tanpa cobaan. Aku tak mau terkejut ketika nanti Allah bertanya tentang cobaan berat yang bagaimana yang aku hadapi sehingga aku terus-terusan mengeluh. Aku harus survive! Insya Allah.
Sekarang adalah saat-saat dimana aku harus realisasikan komitmen itu. Mumpung sekarang sedang mendapatkan sebuah ujian dari Allah. Hanya Allah yang Maha Tau kelemahanku, Allah memberikan aku kelegaan hati dengan melegakan hati suamiku. Allah memberikan aku gundah melalui kegundahan suamiku. Dan sekarang Allah menuangkan kegelisahan dihati beliau, hingga mengalir juga kepadaku. Tapi akupun yakini bahwa Allah juga menyelipkan petunjuk disetiap cobaan yang Allah berikan. Tugasku adalah berdo'a, berfikir, dan berusaha. Hasil akhir adalah urusan Allah. Maka aku harus tetap istiqomah. Aku begitu bersemangat untuk menghadapi cobaan kali ini, walaupun aku tak tau hasil akhirnya. Kuserahkan kepada yang Maha Memutuskan, yaitu Allah, yang digenggaman-Nya lah hidupku. Aku tak ingin risaukan orang-orang yang ingin mendzalimi suamiku, aku percaya Allah adalah sebaik-baik pelindung. Semoga Allah memberikan beliau umur yang panjang dan berkah. Amin.
Mungkin inilah yang Allah inginkan dariku. Allah ingin aku aktif. Allah ingin aku mengarahkan hidupku kepada-Nya.
Ya Rabb, ampuni kelalaian hamba selama ini..
Banda Aceh, 06 November 2008
Renunganku
Kamis, 30 Oktober 2008
Acehku
Aceh jangan gaduh lagi
Aceh jangan ricuh lagi
Aceh jangan porak pranda lagi
Aceh jangan bertikai lagi
Aceh jangan berlumur darah lagi
Aceh jangan gundah lagi
Aceh jangan menangis lagi
ketika perdamaian Allah anugerahi,
mari kita jaga bersama.
Pada hakekatnya,
Kita adalah saudara sesama muslim.
Dan Allah menyeru agar kita saling tolong menolong dalam kebaikan.
Maka aku memohon, demi Allah, jagalah perdamaian ini.
Dengarlah wahai Tuan – Tuan yang menutup rapat rahasia untuk menghancurkan aceh,
Kemanapun kau bersembunyi,
Sekalipun ditempat gelap,
Dibawah tempat tidur,
Atau dibalik pundak orang-orang yang kau anggap gagah,
Jangan fikir Allah tak dapat melihatmu!
Allah mendengar rencanamu,
Allah melihat tawamu ketika banyak korban bertebaran di bumi nanggroe aceh.
Tuan tahu?
Adalah Allah yang akan menentukan yang mana yang benar diantara kalian
Adalah Allah yang selalu berlaku adil
Adalah Allah yang tak pernah tidur
Gemercik air disudut desa terdengar jelas,
Dalam pertemuan antara matahari dan bulan,
Berkonvoi bintang-bintang di angkasa,
Mencoba meraih tahta yg tak kekal,
Tak kekal.
Jangan buat Aceh gaduh lagi
Jangan buat Aceh ricuh lagi
Jangan porak porandakan Acehku
Rabu, 22 Oktober 2008
I Miss U
Kamis, 16 Oktober 2008
Kopi Oh Kopi...
" Asslm..." Sapaku pada si pemilik kios yang sedang serius mengisi TTS ( Teka Teki Silang).
" Wa'alaikum salam.." Jawabnya pelan.
" Ada capuccino, bang?" Tanyaku semangat.
" Ada, berapa biji'?"
" Berapa 1, bang?" Tanyaku lagi sambil mengerutkan dahi karena takut uang yang kubawa tak cukup utk membeli capuccinonya.
"1.500" Jawabnya singkat.
"Alhamdulillah! Kasih satu aja, bang!" Jawabku sambil memberikan uang 1.500 tadi dan kemudian mengambil satu sachet capuccino yang diberikan oleh si empunya kios.
" Makasih ya, bang!" Sambil berlalu kulemparkan senyuman padanya.
Kuambil sebuah cangkir yang terletak disamping wastafel dapur kantorku, kubuka sachet capuccino tadi dan menuangkannya kedalam cangkir. Kupencet tombol pd dispenser yang diatasnya tampak lampu kecil berwarna merah hingga keluarlah air dengan asap-asapnya yang membuatku semakin semangat tak sabar utk meminum segelas capuccino ini. Kuaduk hingga berbusa dan kuhirup bau harumnya yang menggoda, perlahan kuteguk sedikit demi sedikit sambil terus bekerja seperti biasa hingga habislah segelas ( tetep tunggu dingin dulu dunk).
Dua jam kemudian, perasaanku mulai tak menentu, rasaku ingin sekali berlari-lari dan lompat-lompat kesana kemari. Dadaku mulai sesak dan berdirilah aku sambil menggoyang-goyangkan kedua kaki agar terpuaslah keinginan tubuhku (bukan hatiku).
Aku bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan tubuhku ini? Ada apa ini? Perasaanku was-was sekali, seperti ada yang kutakutkan akan terjadi, sampai akhirnya aku menduga-duga yang tidak-tidak. Ah aku mulai mengingat-ingat kembali kegiatanku dari sejak bangun tidur sampai sekarang. Sepertinya tak ada yang aneh. Ah pasti ada. Kuingat-ingat terus hingga saat kulihat sebuah cangkir yang terletak tepat disamping komputer,
" Ini dia, ini dia ni! Pasti gara-gara ini!"
Akhirnya aku sadar bahwa aku memang gk cucok minum kopi, ntah tubuhku yang tak suka, karena dia memang menolaknya.
Kuteguk sebanyak mungkin air putih, pernah kubaca pada sebuah blog bahwa air putih bisa membuang zat-zat yang tidak berguna dari dalam tubuh. Walaupun aku juga pernah baca bahwa kopi juga berguna sekali bagi tubuh ( asal tidak dikonsumsi secara berlebihan ). Yang aku fikirkan hanya, bagaimana caranya mengeluarkan cairan yang membuatku tidak tenang ini dari dalam tubuhku. Aku benar-benar tidak nyaman.
Kuteguk gelas ke 4 air putih, perutku mulai berontak, ah akhirnya dia keluar.
"Ok, buang air kecil dulu deh, biar tenang" Cakapku pada perutku.
Setelah 3 kali buang air kecil, shalat dzuhur, dan makan nasi siang, alhamdulillah perasaanku normal kembali...Alhamdulillah..
Aku akan usahakan agar tidak minum kopi lagi...Hiks...
Selasa, 14 Oktober 2008
Mama jangan putus asa....
Aku memohon Allah selalu melindungi mama... mencintai mama... dan mengampuni dosa2 mama... serta memberikan mama kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat... Aku memohon kelancaran operasi mama, dengan hasil yang terbaik menurut Allah utk mama.. Aku memohon Allah membuka pintu hati mama utk selalu bisa melihat hikmah dan kebesaran Allah dari setiap apapun yang dilihat dan dirasakan mama.. Aku memohon kesembuhan utk mama... Aku memohon umur yang panjang dan berkah utk mama... Aku memohon Allah memberikan mama kesempatan utk menjadi hamba yang lebih baik,lebih baik, selalu lebih baik... Aku memohon hanya Allah yang ada dihati dan fikiran mama... Aku memohon khusnul khotimah utk mama...Amin Ya Rabb...
Senin, 22 September 2008
Seuramoe mekkah tour package
Hari ni br ja siap bikin paket tur yang baru...
Seuramoe mekkah tour package...
Mdh2an berkah dan bermanfaat supaya org2 diluar aceh juga tau bahwa Aceh tak hanya dikenal dengan "Cimenk", tapi juga buanyak sumber daya alamnya yang Subhanallah....sangat indah...
Bagi yang tertarik, mau nanya2 info lengkapnya, kesini...
PT. DIAN ALMAAZ WISATA
JL.SRI RATU SAFIATUDDIN NO.3
PEUNAYONG, BANDA ACEH
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
TELP : +62 651 31424
FAX : +62 651 31367
Kalo ada yang mau ke Aceh, ga punya saudara seayah atau seibu atau senasib sepenanggungan, telfon kita aja okay! Biar nanti dibantuin deh nyariin hotel yang murah dan tempatnya strategis...
semoga bermanfaat...
Selasa, 08 Juli 2008
Angin Kencang, Mimpi, dan Hikmah
Akupun pergi. Tapi mimpinya hanya sampai disitu, seterusnya aku juga tak tau apa yang terjadi. Mimpi buruk itu membuatku mengigau, entah apa yang kukatakan, pastinya suamiku yang sedang tidur disebelahku mendengar dengan jelas apa-apa saja yang kuucapkan ketika aku sedang tidur. Dipagi harinya Beliau bertanya, "Semalam mimpi apa, Yank? Kok sampe ngigau-ngigau gitu..."Akupun terkejut dan berkata, "Iya mimpi angin kencang, ada ngingau ya Yank? Hehehe..."Jawabku sambil tersenyum.
Hmm..... Mungkin mimpi burukku itu disebabkan cuaca kota Banda Aceh yang hampir setiap hari hujan dan angin kencang. Siangnya, sebelum pada malam harinya aku bermimpi tentang yang aku ceritakan tadi, angin bertiup sangat kencang. Tepatnya pada waktu Dzuhur, aku dan adikku sedang berwudhu' untuk shalat dzuhur, tiba-tiba angin bertiup kencang sekali, ah kami abaikan, tapi semakin lama semakin kencang. Maka kamipun shalat, setelah itu kami sama-sama berdo'a minta perlindungan Allah. Adikku yang masih kecil spontan mengatakan, "Ah...Alhamdulillah... Adi udah tenang sekarang, karena udah shalat..." Subhanallah, anak kecil yang tadinya takut karena betapa ngerinya mendengar suara angin yang menghantam pepohonan, tiba-tiba setelah shalat menjadi lega. Ya Allah, apakah itu hikmah untukku agar aku tak risau? Akupun tersenyum dan bangga dengan adikku yang baru saja mendapatkan ranking 6 pada ujian kenaikan kelas 3 kemarin (walaupun biasanya dia ranking 1, tapi aku tak menyalahkan karena nilainya menurun, dia berjanji untuk dapat ranking 1 lagi yang akan datang, semoga Allah membimbing adikku ke jalan-Nya).
panTai ujOenG baTee dan Trauma TsuNami
Awalnya aku takut dengan suara dentuman ombak yang pecah ditepi pantai, aku masih trauma dengan kejadian 4 tahun silam. Tsunami yang menyapu rata rumahku. Aku ingat kembali kejadian itu, saat-saat dimana tak ada daya upayaku untuk menyelamatkan nyawaku sendiri. Diawali dengan goncangan dahsyat yang belum pernah kurasakan seumur hidupku. Tak lama kemudian banyak orang berbondong-bondong lari dengan meneriakkan " Air naik....". Semakin banyak orang yang lari, tapi aku hanya diam saja memandangi mereka, aku mengira air banjir yang hanya selutut yang ditakutkan warga. Tak sengaja aku melihat ke arah menara mesjid yang letaknya tak jauh dari tempatku berdiri, tampak olehku air yang tinggi hingga melewati menara mesjid, akupun terkejut dan berlari kencang. Aku kehabisan tenaga untuk berlari, hingga tergulung ombak, dan dihempas kesana kemari, aku seperti terbang ketika ditenggelamkan didalam air yang hitam legam dan hangat, tak ada hasrat untuk bertahan hidup. Aku pasrah, namun terus berdzikir didalam hatiku. Namun Allah membangkitkan lagi semangatku ditengah-tengah ketidakberdayaanku, aku mulai mengayuh kedua tanganku sampai salah satunya tersangkut pada ventilasi sebuah toko. Alhamdulillah.. Allahu Akbar... Allahu Akbar... Laailaaha ilallah... Dzikir itulah yang kuucap berulang-ulang. Aku bertahan di ventilasi tadi sampai akhirnya air surut, aku bergantung dan kupegang erat besinya.
Air telah pergi kembali ke muara, akupun melompat turun. Kucari kedua orang tuaku, dan adikku Teuku Aldi tercinta. Aku berjalan menuju rumahku dan kudengar sayup-sayup suara seseorang memanggil-manggil namaku, kulihat diatas atap sebuah rumah dimana suara itu berasal, ah Alhamdulillah Ayah dan Adikku selamat. Akupun segera menjemput mereka, kupanjat kayu demi kayu yang menutupi jalan, hingga dapat kupeluk lagi adik dan ayahku tercinta. Kamipun pergi meninggalkan tempat itu, kami berjalan ke arah kota, melewati RRI dan lapangan Blang Padang, kulihat mayat-mayat berserakan. Kubalikkan badan mayat yang posisinya terlungkup, aku ingin memastikan bahwa itu bukan ibuku. Kamipun terus berjalan sambil melihat-lihat seseorang yang kami kenal. Tak lama kemudian terdengar lagi orang berteriak, "Air naik.....". Maka spontan kamipun berlari ketakutan. Semua orang menyelamatkan diri masing-masing. Ayahku meminta pertolongan kepada seorang teman yang sedang mengendarai becak untuk mengantarkan kami ke stadion harapan bangsa. Ditempat itulah kami banyak bertemu kerabat. Hingga Ayah dan adikku yang sedang sakit dibawa berobat ke SPN Seulawah. Aku disuruh menunggu di sebuah rumah seorang kerabat yang bernama Pak Gaguk, di kota Jantho.
Berhari-hari kutunggu tapi Ayah dan adikku tak kunjung kembali, akupun bertanya-tanya tentang keadaan mereka kepada siapapun yang baru tiba dari luar kota Jantho. Hingga kudapat informasi bahwa Ayah dan adikku kini tinggal di salah satu rumah komplek SPN tersebut. Aku lega. Alhamdulillah... Om Mukhtar, sahabat Ayahku. Beliau yang mengantarkan aku ke tempat Ayah dan adikku. Beliau pula yang membiayai kami selama Ayahku belum mendapatkan uang/gaji. Allah sayang padaku melebihi semua itu, setelah dipertemukan lagi dengan Ayah dan Adikku, menyusul pula Ibu yang akhirnya berhasil menemukan kami setelah mencari-cari ke semua tempat pengungsian. Alhamdulillah kami berkumpul lagi. Tapi aku tertegun ketika melihat pas photo Abangku yang terpampang di dompet Ibu. Bagaimana nasibnya? Abang berada di Meulaboh pada saat kejadian itu. Kamipun mencari-cari lagi informasi tentang keberadaan keluarga kami yang ada di kota Meulaboh yang katanya tinggal 15 % yang utuh. Sampai akhirnya aku mendengar dari Ayah bahwa Abang masih hidup dan keadaannya sehat. Ayah menugasi aku untuk menjemput Abang, maka akupun berangkat ke Meulaboh melalui Medan, karena jalan yang biasa kami lalui sudah putus karena Tsunami.
Yah... Begitulah cerita singkatku tentang pengalamanku 4 tahun yang lalu. Yang sampai sekarang masih menyisakan trauma. Aku takut mendengar suara dentuman ombak yang menghempas tanggul, rasanya aku ingin berlari sejauh-jauh mungkin. Tapi aku sedang berusaha mengatasi ketakutan ini, doakan yah....
Selasa, 01 Juli 2008
Jumat, 27 Juni 2008
Saya ini Koruptor!
Mencopet di gedung-gedung tinggi yang full ac
Dia pencopet berdasi yang menipu rakyat
Berbadan bongsor dengan sedikit uban
Namun ada juga yang kurus maupun berotot
Ditemani cerutu di telunjuk yang menjepit ke jari tengahnya
Mobil mewahpun jadi kebanggaan
Hmm...
Lihatlah senyumnya yang palsu
Seraya berkata dalam hatinya,
"Saya adalah koruptor!"
Rabu, 25 Juni 2008
Indonesia mati berdiri
Indonesia tertusuk tertipu koruptor
Indonesia tertikam api lonjakan harga BBM
Indonesia...
Mati berdiri!
Lapindo tak kunjung usai
Tanah rakyat tergenang
Tempat pengungsian jadi tumpuan
Makan tak jelas
Penghasilan tak ada!
BBM meroket!
Sembako mengekor dibelakangnya!
Rakyat menjerit! Tapi tak bersuara!
Rakyat dicekik!
Penguasa semakin sejahtera!
Lihat!
Lihat generasi muda!
Geng nero merebak!
STIP??
Sekolah Tinggi Ilmu Perkelahian
Geng motor menggaruk keheningan petang
Narkobapun menguasai mereka
Pergaulan bebas menggerayangi moral anak bangsa
Tak perduli prestasi!
Tak perduli tangisan bunda dimalam hari!
Ah! Inilah generasi muda Indonesia
Pantas saja!
Indonesia mati
Indonesia mati
Indonesia menanti maut
Dia berdiri dipinggir jurang
Melihat kebawah!
dan kebelakang!
Dibawah ada senyuman bayi-bayi tak berdosa
Yang menanti Indonesia untuk menjadikan mereka yang terbaik
Dibelakang ada hiruk pikuk koruptor yang semakin mendorongnya hingga terjatuh
Indonesiapun mati berdiri!
^_^
Hatiku telah terbiasa tanpamu
Jiwaku takkan merasa sepi tanpamu
Walau kurindukan pelukan hangatmu
Senyum membahagiakan dari wajahmu
Dan petuah melegakan dari kedua bibirmu
Aku menunggumu...
Semoga ketika pulang, jantungmu masih berdetak
Rabu, 18 Juni 2008
Dia sempat katakan sangat bahagianya dia melihat keceriaanku, melihat tawa lepasku, melihat bahagia dan legaku. Betapa dia menunjukkan bahwa dia tak ingin aku bersedih. La tah zan sayang... katanya, hehehe... Akupun berharap yang sama, aku tak ingin dia resah. Tapi ya yang namanya hidup, ada saja yang membuat kita risau, namun kembali lagi ke konsep awal dunk. Sekelumit cobaan hidup yang memang telah diakui akan membuat kita semakin matang dalam menjalani dan melewati kerikil-kerikil yang lebih besar lagi yang akan menghadang di depan. Hmm...rumah tangga itu rumit yah! Tapi lebih rumit lagi kalo gk berumah tangga...
Kadang aku sempat khawatir dengan kegiatannya yang se-abrek, bahkan untuk makanpun terkadang dia lupa, tapi ketika aku ingat-ingat lagi bahwa suamiku adalah seorang pahlawan, hmmm... akupun mengurut dada. Yang dilakukannya adalah untuk kenyamanan dan ketentraman masyarakat. Semoga berkah ya sayang...
Disela-sela fikirannya yang sedang ruwet, badannya yang letih, dan pandangannya yang mulai lesu, dia selalu menyemangati aku. Semua petuah-petuahnya membuat aku merasa dia sangat memperhatikan aku. Subhanallah, betapa Allah sangat menyayangi aku dengan memberikan aku anugerah yang satu ini. Alkhamdulillah...
Hmm... Semoga kita dipertemukan dan hanya dipisahkan karena Allah,amin...
Selasa, 17 Juni 2008
='(
Suatu ketika aku bercerita kepada embun
Betapa aku sangat jenuh dengan hiruk pikuk problematika Negara ini
Lumpur Lapindo yang tak kunjung usai
Koruptor ada dimana-mana
Pembalakan liar semakin gencar
Hingga sekelumit pengkhianatan terhadap bangsa
Indoensia jaya hanya dalam mimpi!
Embun menangis tersedu-sedu
Dia meleleh dibakar terik matahari
Dipijak-pijak angin dan debu
Yah! Begitulah nasib yang tak nampak
Yang tak nampak selalu dipijak
Yang tak nampak tak diperdulikan
LINGKUNGANKU, LINGKUNGAN KITA…
Lingkunganku,
Aku tau kau jenuh dengan perlakuan kami padamu
Kami ludahi tanah dengan sampah organik dan anorganik
Kami tusuk jantung hutan-hutan dengan membakarnya hidup-hidup
Lingkunganku,
Aku tau kau sesak dengan limbah yang kami tebarkan ke hidungmu
Aku tau kau muak dengan asap yang menyumbat tenggorokanmu
Asap pabrik,
Asap kendaraanku,
Asap rokok,
Bahkan kaupun muak dengan senyuman palsu kami yang berlagak seolah-olah menjagamu
Maka kaupun berontak!!
Banjir!
Tanah longsor!!
Pemanasan global!
Kekeringan dimana-mana!
Mari! Mari kita bangkit!
Bangunlah sahabat!
Kita jaga lingkungan agar Dia tak marah
Lingkunganku adalah lingkungan kita
Lingkunganku adalah lingkungan kita
Mari kita jaga bersama
Kolam Hidup
Banyak ikan warna warni yang bernama pasrah
Tak sedikit lumut hijau yang berucap-ucap kata "jangan menangis"
Mereka semua membujukku agar sabar
Kadang tak bisa kupahami alur aliran air kolam ini
Mereka berbondong-bondong ke utara,
Namun tak jarang berbalik arah ke selatan
Sekarang mereka menuju barat laut.
Dan sejenak menoleh ke Timur,
Kemudian belok ke Utara
Ah aku tak mau memikirkan mereka!
Kujalani saja hidupku hari ini,
Tanpa melupakan perih hari ini,
Agar esok aku menjadi perduli
Senin, 16 Juni 2008
Dengar Bisikku by The Rain
dapatkah kita terus coba
mendayung perahu kita, menyatukan ingin kita.
sedang selalu saja,
khilaf yang kecil mengusik
bagai angin berhembus kencang
goyahkan kaki kita
**genggam tanganku jangan bimbang
tak usahlah lagi dikenang
naif diri yang pernah datang,
jadikan pelajaran sayang...
dengar bisikkanku oh dinda
coba lapangkan dada kita
trima aku apa adanya
jujur hati yang kita jaga
mengapa selalu saja,
khilaf yang kecil mengusik
bagai ombak yang besar
goyahkan kaki kita
**
bila gundahmu tak menghilang
hentikan dulu dayung kita
bila kau ingin lupakan aku
ku tak tau apalah daya...
Jumat, 13 Juni 2008
Kenapa Lesu, Pak?
Pemimpinku,
Akhir-akhir ini kuperhatikan Bapak kelihatan lesu
Apakah karena memikirkan kesejahteraanku
Atau takut rakyat akan tau kebusukanmu?
Pak pemimpin yang kadang-kadang tegas,
Kenapa lamban melahap isu negeri ini?
Haruskah aku menjadi salah seorang staf-mu?
Agar kau sadar bahwa negeri ini sedang terpuruk
Pak,
Kudengar kabar dari debu
Mereka ingin kau turun tahta
Tapi aku tau kau tutup telinga
Sambil merancang tembok pertahanan yang dapat berbicara
dan siap menendang kami keluar dari rumahmu
Tembok pertahanan yang bersenjata
Yang siap menginjak-injak kami yang kau anggap mengancam kedudukanmu
Bapakku sayang,
Jangan risau dengan penglihatan kami
Jangan khawatir dengan pendengaran kami
Kami menutup mata
Kami menutup telinga
Tapi jangan kira kami tertidur
Jangan kira kami tak nampak kau mencuri hak kami
Jangan kira kami tak mendengar caci makimu di belakang kami
Hari ini aku berbicara
Mungkin esok takkan kau dengar lagi jeritku
Karena kau bungkam aku dari belakang
Siap menikamku dengan air
Siap merobek-robek pita suaraku dengan pandanganmu
Siap memotong-motong kedua tanganku agar tak dapat bicarakan fakta
Inilah demokrasi yang ada
Pak pemimpin,
Tetanggaku sang pohon pisang
Dia marah sekarang!!!
Karena tak lagi dapat tempat untuknya tumbuh
Kaumnya ditebang semena-mena oleh oknum
Oknum yang pura-pura khawatir
Oknum yang pucat melihatku
Oknum yang lesu
Oknum yang berlagak lesu
Kenapa lesu, Pak??
Relawan Cinta...
Kamis, 12 Juni 2008
Disini...
Disini adalah tempatku berkarya
Disini adalah tempatku bersua
Disini adalah tempatku mencinta
Disini adalah tempatku merindu
Dalam keremang-remangan cahaya panggilan menuju Tuhan
Sang matahari pun tunduk pada rembulan
Hingga toreh demi torehanku pun semakin mengalir
Seperti air …
Seperti hujan didepanku.
Dalam cahaya redup bintang yang gemerlap
Dia tertidur disebelahku
Bak permata yg berkerlap kerlip tersapu rembesan terangnya rembulan
Tak tega aku tinggalkan
Aku tak sampai hati
Jiwa ini adalah pelipur lara
Jiwa ini adalah penenang
Dia sepi dia tersenyum
Dia marah dia menangis
Dia sedih ketika kecewa
Disinilah tempatnya
untuk mama...
mamaku sayang,
hari ini aq akn bercerita sebuah kisah ringan bersama udara dan matahari
ketika sang bulan menepi menuju pagi,
angin bertiup mengenangkan aq kepada sebuah keadaan bersamamu
ketika tak seorangpun terjaga
pagi yang buta dan gelap
bulan mulai tergelincir
matahari masih terlelap
suaraku nyaring meminta cinta darimu
ketika penciumanku sangat peka dengan bau-mu
ya, aq tanda bau ini!
bau yang tak pernah letih seharian menjagaku
bau yang tak pernah kering selalu repot olehku
aq menjerit-jerit membangunkanmu agar memperhatikanku
lagi-lagi...aq membuatmu kurang tidur
mamaku sayang,
apakah aq pernah membuatmu menangis selama ini?
jawab dengan jujur...
karena kebodohanku?atau kebanggaanmu padaku?
apapun itu,
aq mohon maaf...
dari segala kekecewaan dipagi hari
kemarahan di siang hari
hingga tangisan di malam hari
aq mohon senyumanmu...
untuk melihatku terbunuh dalam pekatnya persoalan hidup
untuk memelukku lagi seperti saat angin bertiup kencang dulu
untuk menegurku ketika tak kuhiraukan perhatianmu
mama...
kapanpun aq mati,
tentunya akan sepi didalam sana
bertemankan kegelapan dan cacing-cacing yang ramah
aq mohon senyumanmu untuk memandangi nisanku
mama...
jangan biarkan angin kencang menggoyahkan aq
jangan biarkan keterlambatan terbitnya matahari menggugurkan semangatku
jangan hapus segala perjuangan bulan untuk menghiburku diwaktu malam
jangan tak baca puisi ini...