Rabu, 31 Desember 2008

Untuk Sahabatku

Ketika setiap orang hanya memikirkan masa depan,
Kita terbang bebas mengepakkan sayap-sayap asa dengan semangat yang berapi-api..

Dunia tau tentang kita,
Tapi takkan pernah mengerti jalan fikiran kita.

Sahabat,
Biarkan saja,
Lalui saja,
Ada aku disini,
Ada aku disini,
Selagi ada aku disini.

Untuk: Andini Mariza Dwitya, Cut Hadia Sinco Richiarnita, Andika Pertiwi, Rosa Imriyani, dan Fitri Juanita.

Walaupun gelap,
tapi ada setitik sinar yang menjadi tumpuanku 'tuk temukan cahaya...
Meskipun malam tak izinkanku 'tuk lupakan petang,
Maka biarkanlah hujan mengalir deras diatasnya...
Dan menggiringnya ke laut lepas!

I miss you...
Thank You Allah for my best friends...

Sabtu, 27 Desember 2008

Langit Gaza Hitam...

Perih hati ini membaca koran Aceh Independen pagi ini edisi Minggu, 28 Desember 2008. "Israel Serang Gaza". Kafir Israel kembali menyerang kaum muslimin yang ada di Gaza dengan pesawat tempurnya. Mereka mengarahkan misil-misil mereka untuk membantai kaum muslimin yang ada di Gaza.

" Allahu Akbar.. Allahu Akbar..." teriak sejumlah anggota regu kepolisian sambil berlarian menyelamatkan korban.

Innalillahi wa inna ilaihi raji'un...
150 Syuhada dilaporkan tewas, dan 200 orang luka-luka..

Ya Allah, lindungilah seluruh kaum muslimin dan muslimat yang berjuang melawan kafir
Amerika dan antek-anteknya...
Ya Allah, tumbuhkanlah semangat jihad dalam setiap diri generasi kaum muslimin.
Ya Allah, bimbinglah pemimpin-pemimpin negeri ini untuk bangun dari tidurnya dan membela negeri-negeri kaum muslimin yang sedang dijajah oleh orang kafir...
amin...Ya Rabbal 'alamin..

Saudaraku kaum muslimin yang telah tiada,
tersenyumlah atas syahidmu...





Kamis, 25 Desember 2008

confused!

26 Dec, 2008

Hari ini ada beberapa pertanyaan yang agak sedikit membingungkan.. semua tercatat di buku diaryku. Dari setiap perincian kusimpulkan beberapa hal. Be realistic, Put! But I still confused...
Salah satu dari beberapa kesimpulan itu membuat dadaku sedikit sesak. Ya, mungkin itulah tantangannya. Ya, dibagian yang itulah aku harus lebih careful! Aku harus lebih teliti dan bijak melihatnya.

Ya Allah, tidak ada satu kejadianpun yang tanpa izin dari-Mu, sekalipun sebuah anak semut yang terkilir kakinya. Maka izinkan aku melihat segala sesuatunya dengan mata iman, bukan dengan mata ego dan kemunafikanku, amin...

Refleksi 4 Tahun Tsunami...

Setelah shalat magrib aku bersiap utk pergi ke mesjid raya baiturrahman untuk mengikuti dzikir bersama yang dipandu ustadz H.M.Arifin Ilham... Semoga Allah memberikan Rahmat-Nya kepada beliau... Hujan yang turun membuat suamiku tak mengizinkan aku pergi ke mesjid, tapi aku terus membujuknya agar dibolehkan.. Segala cara kulakukan, tapi tetap tak diizinkan. Sampai akhirnya Allah mengizinkan dengan menghentikan hujan malam itu. Akupun bergegas mencium tangan suamiku sambil terburu-buru mengambil tas mukena. Sesampainya di mesjid, aku berwudhu' dan shalat sunnah, aku duduk disamping seorang ibu-ibu gendut berkacamata dengan tahi lalat didekat bibirnya... Kamipun shalat isya berjamaah, kemudian dimulailah acara inti tersebut. Pembukaan oleh ketua HMI Aceh dan ketua panitia yang diisi juga dengan sedikit ceramah untuk merenungkan kembali hikmah kejadian 4 tahun yang lalu... Ibu yang berada tepat disebelahku tadi, sontak menangis tersedu-sedu sampai menunduk-nundukkan badan dan kepalanya. Aku ingin memeluknya, tapi takut mengganggu do'anya, jadi kubiarkan saja. Akupun kembali khusyu' mendengarkan ayat-ayat Allah dikumandangkan.

Ustadzpun mulai mengajak majlis untuk berfikir mencari hikmah terbaik dalam kejadian gempa dan tsunami 4 tahun yang lalu. Maka pemahamanku pun berubah drastis. Aku tak lagi merasa bahwa itu semua adalah musibah. Justru tsunami adalah karunia yang tak terhingga hikmahnya yang sangat luar biasa. Subhanallah... Ampun Ya Allah... Aku tlah salah menilai takdir ini...

Ketika gempa dan tsunami terjadi, seluruh penjuru dunia, seluruh kaum muslimin dan muslimat dari seluruh penjuru dunia mendo'akan Aceh. Dan dihari itu juga do'a-do'a mereka dikabulkan Allah dengan mendatangkan berbagai ni'mat untuk Aceh, hingga sekarang. Kaum Muslimin dan Muslimat yang meninggal dunia insya Allah mendapatkan pahala syahid. Subhanallah,,, dimana musibah??? Harta benda yang hilang ketika kejadian itu terjadi, telah berganti 10 kali lipat sekarang. Demi Allah, rakyat Aceh betul-betul telah mendapatkan karunia yang luar biasa besarnya dari Allah.

Allah menggerakkan langkah kakiku menuju mesjid ini untuk meng-clear-kan pemahamanku yang salah. Alhamdulillah...

Jumat, 12 Desember 2008

suddenly poem...

Malam ini langit cerah
Begitu terang seperti sore
Kucermati, mungkin banyak bintang-bintang kecil
Namun tak satupun kudapati
Kecuali sebuah bintang besar
Bulat penuh cahaya...
Bulan purnama

Dzikir mengalir dalam takjubku,
dunia ini indah sekali, Ya Allah...
Tapi bukankah syurga-Mu jauh lebih indah dari ini?
Mudahkan jalan kami menuju Engkau, Ya Allah...

12 Desember 2008
20.55
di mobil dalam perjalanan ke rumah mama

Kamis, 11 Desember 2008

Coba lihat senyumnya...

Makan mie ayam 'wong solo' di Neusu pas sore-sore pulang kantor... Aku & kawan-kawan sekantor sedang tertawa-tawa menikmati waktu yang jarang sekali kami dapatkan karena kami bekerja setiap hari. Ditengah-tengah kehangatan suasana kekeluargaan kami yang penuh canda tawa, seorang anak mendatangi kami sambil menawarkan kepada salah satu temanku untuk menyemir sepatunya. Sebuah kotak yang mungkin berisi sikat sepatu, kain lap, dan segala alat-alat untuk menyemir sepatu digantungkannya menyelempang dibahunya. Aku terkesima melihat anak ini, bagaimana tidak, seumur hidupku tak pernah kudapati 'tukang semir sepatu' di Aceh. Seorang teman yang memang sudah beberapa kali bertemu dengan anak ini mengatakan bahwa anak ini tidak mau diberikan uang dengan 'cuma-cuma', dia pasti menawarkan jasanya untuk membersihkan sepatu. Subhanallah, anak sekecil itu menjunjung tinggi nilai professionalisme dan kerja keras. Sungguh beruntung dia tak tertular penyakit 'meminta-minta' di setiap lampu merah. Sambil melepaskan sepatunya, B'Iwan bertanya kepada anak kecil itu berapa yang harus dibayar atas setiap pasang sepatu yang dibersihkannya, anak itu menjawab dengan cepat dan tegas, ''Seikhlasnya". Ya Rabb, lagi-lagi aku takjub dengan anak ini. Betapa dia pasrah namun sangat telaten bekerja keras.

Dia mengambil sepatu tadi dengan semangat dan bergegas mencari-cari tempat kosong untuk menyemir sepatu itu. Aku menyusul dibelakangnya dan mencoba mendekatinya sambil bertanya beberapa pertanyaan. Aku hanya ingin tau sedikit tentangnya, pasti aku bisa belajar banyak darinya.

Kelas 6 SD Muhammadiyah...
Hidup sebatang kara tanpa sanak saudara karena dia salah satu korban tsunami...
Sekarang dia tinggal dengan seorang nenek yang mengasuhnya, namun menurut ceritanya sang nenek sedang berada di rumah sakit dan sangat butuh biaya.

"Biayanya 800.000 kak, udah terbayar 700.000. Sekarang tinggal 100.000 lagi. Makanya saya bekerja seperti ini." Jawabnya dengan tegas











Rabu, 10 Desember 2008

dan diapun ke Jakarta...

11 November 2008

Setelah menempuh perjalanan jauh dari kota Langsa hingga Banda Aceh, alhamdulillah tepat jam 24.00 suamiku tiba dirumah dengan selamat...
Wajah lelahnya yang kelihatan suntuk dengan rambut yang berantakan berusaha tetap tersenyum untukku... Setelah mandi dan istirahat, pagi harinya kami sibuk mengurusi izin keberangkatan suamiku ke Jakarta... Alhamdulillah ada mama yang punya banyak koneksi, jadi prosesnya bisa lebih cepat (eitz ini bukan nepotisme yah! tetep ikut prosedur kok)... Beliau berangkat jam 11.55 dengan Lion air... Aku tak ikut mengantar ke bandara karena aku harus ke kantor 'coz emergency (ada bookingan yang mau tercancel, so I have to control it).

Suamiku sedang berduka karena kepergian Abang kandungnya, "Walopun gk sempat liat abang, paling gk datang ke kuburnya" katanya....

Puanjang ceritanya dalam proses perginya suamiku ke Jakarta, beruntun rezeki dari Allah yang aku rasa sangat menenangkan hatiku. Serentetan kemudahan yang Allah berikan, sesuai dengan do'a yang kupanjatkan... Subhanallah... Waktu itu aku sms-an dengan mertuaku tercinta yang ada di Jakarta, " Bapak, kalo Allah izinkan pasti Allah mudahkan!! Bapak tenang aja...". Dan Allah-pun menjawab semua itu, alhamdulillah suamiku berangkat dengan tiket promo termurah (padahal waktunya mepet dan biasanya yang mepet pasti dapat tiket mahal), alhamdulillah tiketnya dibayarin sama seorang ibu bidadari yang hatinya mulia sekali (Bu Maureen, semoga Allah memberikan ibu balasan yang lebih baik, karena Ibu baik sekali kepada semua orang..amin), alhamdulillah izin untuk suamiku bisa diurus dengan cepat tanpa hambatan sedikitpun, alhamdulillah mertuaku sangat pengertian karena aku tak bisa ikut ke Jakarta, alhamdulillah...


Selasa, 09 Desember 2008

Selamat Jalan Bang Ruli....

10 Desember 2007
Jam 4 pagi, aku terbangun karena suara deringan hand phone yang keras berdengung di telingaku, sms dari suamiku yang sekarang sedang berada di Langsa untuk satu urusan kantornya...

Innalillahi wa inna ilaihi raji'un....

Telah dipanggil untuk menghadap Allah, seorang pria yang sangat disayangi keluarganya, bang Ruli... Abang kandung suamiku tercinta... Telah usai perjalananmu di dunia ini... Telah melangkah engkau didepan kami, untuk lebih dulu menghadap Allah dan takkan pernah kembali lagi ke dunia ini.

Kematian adalah peringatan bagi orang-orang yang berfikir..

Suamiku, tak akan ada kematian yang berulang-ulang, dia hanya sekali dan dia pasti terjadi. Jangan bersedih apalagi marah dengan kenyataan ini... Karena Allah adalah Yang Maha Menentukan takdir setiap manusia.. Bang Ruli baru saja sedang akan berdiri pada garis 'start' menuju keabadian yang nyata... Kehidupan yang jauh lebih nikmat dari pada dunia ini...

Selamat Jalan Bang Ruli...

Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim....
Ampunilah semua dosa-dosa yang pernah bang Ruli lakukan baik sengaja maupun tidak sengaja...
Ampunilah segala khilafnya...
Ampunilah segala lalainya...
Terimalah semua amal ibadahnya...
Terangilah kuburnya dengan cahaya rahmat-Mu...
Tempatkan beliau ditempat yang layak bersama kaum muslimin yang beriman...
Amin...