Jumat, 27 Juni 2008
Saya ini Koruptor!
Mencopet di gedung-gedung tinggi yang full ac
Dia pencopet berdasi yang menipu rakyat
Berbadan bongsor dengan sedikit uban
Namun ada juga yang kurus maupun berotot
Ditemani cerutu di telunjuk yang menjepit ke jari tengahnya
Mobil mewahpun jadi kebanggaan
Hmm...
Lihatlah senyumnya yang palsu
Seraya berkata dalam hatinya,
"Saya adalah koruptor!"
Rabu, 25 Juni 2008
Indonesia mati berdiri
Indonesia tertusuk tertipu koruptor
Indonesia tertikam api lonjakan harga BBM
Indonesia...
Mati berdiri!
Lapindo tak kunjung usai
Tanah rakyat tergenang
Tempat pengungsian jadi tumpuan
Makan tak jelas
Penghasilan tak ada!
BBM meroket!
Sembako mengekor dibelakangnya!
Rakyat menjerit! Tapi tak bersuara!
Rakyat dicekik!
Penguasa semakin sejahtera!
Lihat!
Lihat generasi muda!
Geng nero merebak!
STIP??
Sekolah Tinggi Ilmu Perkelahian
Geng motor menggaruk keheningan petang
Narkobapun menguasai mereka
Pergaulan bebas menggerayangi moral anak bangsa
Tak perduli prestasi!
Tak perduli tangisan bunda dimalam hari!
Ah! Inilah generasi muda Indonesia
Pantas saja!
Indonesia mati
Indonesia mati
Indonesia menanti maut
Dia berdiri dipinggir jurang
Melihat kebawah!
dan kebelakang!
Dibawah ada senyuman bayi-bayi tak berdosa
Yang menanti Indonesia untuk menjadikan mereka yang terbaik
Dibelakang ada hiruk pikuk koruptor yang semakin mendorongnya hingga terjatuh
Indonesiapun mati berdiri!
^_^
Hatiku telah terbiasa tanpamu
Jiwaku takkan merasa sepi tanpamu
Walau kurindukan pelukan hangatmu
Senyum membahagiakan dari wajahmu
Dan petuah melegakan dari kedua bibirmu
Aku menunggumu...
Semoga ketika pulang, jantungmu masih berdetak
Rabu, 18 Juni 2008
Dia sempat katakan sangat bahagianya dia melihat keceriaanku, melihat tawa lepasku, melihat bahagia dan legaku. Betapa dia menunjukkan bahwa dia tak ingin aku bersedih. La tah zan sayang... katanya, hehehe... Akupun berharap yang sama, aku tak ingin dia resah. Tapi ya yang namanya hidup, ada saja yang membuat kita risau, namun kembali lagi ke konsep awal dunk. Sekelumit cobaan hidup yang memang telah diakui akan membuat kita semakin matang dalam menjalani dan melewati kerikil-kerikil yang lebih besar lagi yang akan menghadang di depan. Hmm...rumah tangga itu rumit yah! Tapi lebih rumit lagi kalo gk berumah tangga...
Kadang aku sempat khawatir dengan kegiatannya yang se-abrek, bahkan untuk makanpun terkadang dia lupa, tapi ketika aku ingat-ingat lagi bahwa suamiku adalah seorang pahlawan, hmmm... akupun mengurut dada. Yang dilakukannya adalah untuk kenyamanan dan ketentraman masyarakat. Semoga berkah ya sayang...
Disela-sela fikirannya yang sedang ruwet, badannya yang letih, dan pandangannya yang mulai lesu, dia selalu menyemangati aku. Semua petuah-petuahnya membuat aku merasa dia sangat memperhatikan aku. Subhanallah, betapa Allah sangat menyayangi aku dengan memberikan aku anugerah yang satu ini. Alkhamdulillah...
Hmm... Semoga kita dipertemukan dan hanya dipisahkan karena Allah,amin...
Selasa, 17 Juni 2008
='(
Suatu ketika aku bercerita kepada embun
Betapa aku sangat jenuh dengan hiruk pikuk problematika Negara ini
Lumpur Lapindo yang tak kunjung usai
Koruptor ada dimana-mana
Pembalakan liar semakin gencar
Hingga sekelumit pengkhianatan terhadap bangsa
Indoensia jaya hanya dalam mimpi!
Embun menangis tersedu-sedu
Dia meleleh dibakar terik matahari
Dipijak-pijak angin dan debu
Yah! Begitulah nasib yang tak nampak
Yang tak nampak selalu dipijak
Yang tak nampak tak diperdulikan
LINGKUNGANKU, LINGKUNGAN KITA…
Lingkunganku,
Aku tau kau jenuh dengan perlakuan kami padamu
Kami ludahi tanah dengan sampah organik dan anorganik
Kami tusuk jantung hutan-hutan dengan membakarnya hidup-hidup
Lingkunganku,
Aku tau kau sesak dengan limbah yang kami tebarkan ke hidungmu
Aku tau kau muak dengan asap yang menyumbat tenggorokanmu
Asap pabrik,
Asap kendaraanku,
Asap rokok,
Bahkan kaupun muak dengan senyuman palsu kami yang berlagak seolah-olah menjagamu
Maka kaupun berontak!!
Banjir!
Tanah longsor!!
Pemanasan global!
Kekeringan dimana-mana!
Mari! Mari kita bangkit!
Bangunlah sahabat!
Kita jaga lingkungan agar Dia tak marah
Lingkunganku adalah lingkungan kita
Lingkunganku adalah lingkungan kita
Mari kita jaga bersama
Kolam Hidup
Banyak ikan warna warni yang bernama pasrah
Tak sedikit lumut hijau yang berucap-ucap kata "jangan menangis"
Mereka semua membujukku agar sabar
Kadang tak bisa kupahami alur aliran air kolam ini
Mereka berbondong-bondong ke utara,
Namun tak jarang berbalik arah ke selatan
Sekarang mereka menuju barat laut.
Dan sejenak menoleh ke Timur,
Kemudian belok ke Utara
Ah aku tak mau memikirkan mereka!
Kujalani saja hidupku hari ini,
Tanpa melupakan perih hari ini,
Agar esok aku menjadi perduli
Senin, 16 Juni 2008
Dengar Bisikku by The Rain
dapatkah kita terus coba
mendayung perahu kita, menyatukan ingin kita.
sedang selalu saja,
khilaf yang kecil mengusik
bagai angin berhembus kencang
goyahkan kaki kita
**genggam tanganku jangan bimbang
tak usahlah lagi dikenang
naif diri yang pernah datang,
jadikan pelajaran sayang...
dengar bisikkanku oh dinda
coba lapangkan dada kita
trima aku apa adanya
jujur hati yang kita jaga
mengapa selalu saja,
khilaf yang kecil mengusik
bagai ombak yang besar
goyahkan kaki kita
**
bila gundahmu tak menghilang
hentikan dulu dayung kita
bila kau ingin lupakan aku
ku tak tau apalah daya...
Jumat, 13 Juni 2008
Kenapa Lesu, Pak?
Pemimpinku,
Akhir-akhir ini kuperhatikan Bapak kelihatan lesu
Apakah karena memikirkan kesejahteraanku
Atau takut rakyat akan tau kebusukanmu?
Pak pemimpin yang kadang-kadang tegas,
Kenapa lamban melahap isu negeri ini?
Haruskah aku menjadi salah seorang staf-mu?
Agar kau sadar bahwa negeri ini sedang terpuruk
Pak,
Kudengar kabar dari debu
Mereka ingin kau turun tahta
Tapi aku tau kau tutup telinga
Sambil merancang tembok pertahanan yang dapat berbicara
dan siap menendang kami keluar dari rumahmu
Tembok pertahanan yang bersenjata
Yang siap menginjak-injak kami yang kau anggap mengancam kedudukanmu
Bapakku sayang,
Jangan risau dengan penglihatan kami
Jangan khawatir dengan pendengaran kami
Kami menutup mata
Kami menutup telinga
Tapi jangan kira kami tertidur
Jangan kira kami tak nampak kau mencuri hak kami
Jangan kira kami tak mendengar caci makimu di belakang kami
Hari ini aku berbicara
Mungkin esok takkan kau dengar lagi jeritku
Karena kau bungkam aku dari belakang
Siap menikamku dengan air
Siap merobek-robek pita suaraku dengan pandanganmu
Siap memotong-motong kedua tanganku agar tak dapat bicarakan fakta
Inilah demokrasi yang ada
Pak pemimpin,
Tetanggaku sang pohon pisang
Dia marah sekarang!!!
Karena tak lagi dapat tempat untuknya tumbuh
Kaumnya ditebang semena-mena oleh oknum
Oknum yang pura-pura khawatir
Oknum yang pucat melihatku
Oknum yang lesu
Oknum yang berlagak lesu
Kenapa lesu, Pak??
Relawan Cinta...
Kamis, 12 Juni 2008
Disini...
Disini adalah tempatku berkarya
Disini adalah tempatku bersua
Disini adalah tempatku mencinta
Disini adalah tempatku merindu
Dalam keremang-remangan cahaya panggilan menuju Tuhan
Sang matahari pun tunduk pada rembulan
Hingga toreh demi torehanku pun semakin mengalir
Seperti air …
Seperti hujan didepanku.
Dalam cahaya redup bintang yang gemerlap
Dia tertidur disebelahku
Bak permata yg berkerlap kerlip tersapu rembesan terangnya rembulan
Tak tega aku tinggalkan
Aku tak sampai hati
Jiwa ini adalah pelipur lara
Jiwa ini adalah penenang
Dia sepi dia tersenyum
Dia marah dia menangis
Dia sedih ketika kecewa
Disinilah tempatnya
untuk mama...
mamaku sayang,
hari ini aq akn bercerita sebuah kisah ringan bersama udara dan matahari
ketika sang bulan menepi menuju pagi,
angin bertiup mengenangkan aq kepada sebuah keadaan bersamamu
ketika tak seorangpun terjaga
pagi yang buta dan gelap
bulan mulai tergelincir
matahari masih terlelap
suaraku nyaring meminta cinta darimu
ketika penciumanku sangat peka dengan bau-mu
ya, aq tanda bau ini!
bau yang tak pernah letih seharian menjagaku
bau yang tak pernah kering selalu repot olehku
aq menjerit-jerit membangunkanmu agar memperhatikanku
lagi-lagi...aq membuatmu kurang tidur
mamaku sayang,
apakah aq pernah membuatmu menangis selama ini?
jawab dengan jujur...
karena kebodohanku?atau kebanggaanmu padaku?
apapun itu,
aq mohon maaf...
dari segala kekecewaan dipagi hari
kemarahan di siang hari
hingga tangisan di malam hari
aq mohon senyumanmu...
untuk melihatku terbunuh dalam pekatnya persoalan hidup
untuk memelukku lagi seperti saat angin bertiup kencang dulu
untuk menegurku ketika tak kuhiraukan perhatianmu
mama...
kapanpun aq mati,
tentunya akan sepi didalam sana
bertemankan kegelapan dan cacing-cacing yang ramah
aq mohon senyumanmu untuk memandangi nisanku
mama...
jangan biarkan angin kencang menggoyahkan aq
jangan biarkan keterlambatan terbitnya matahari menggugurkan semangatku
jangan hapus segala perjuangan bulan untuk menghiburku diwaktu malam
jangan tak baca puisi ini...