Jumat, 13 Juni 2008

Kenapa Lesu, Pak?

Pak pemimpin rakyat,
Pemimpinku,
Akhir-akhir ini kuperhatikan Bapak kelihatan lesu
Apakah karena memikirkan kesejahteraanku
Atau takut rakyat akan tau kebusukanmu?

Pak pemimpin yang kadang-kadang tegas,
Kenapa lamban melahap isu negeri ini?
Haruskah aku menjadi salah seorang staf-mu?
Agar kau sadar bahwa negeri ini sedang terpuruk

Pak,
Kudengar kabar dari debu
Mereka ingin kau turun tahta
Tapi aku tau kau tutup telinga
Sambil merancang tembok pertahanan yang dapat berbicara
dan siap menendang kami keluar dari rumahmu
Tembok pertahanan yang bersenjata
Yang siap menginjak-injak kami yang kau anggap mengancam kedudukanmu

Bapakku sayang,
Jangan risau dengan penglihatan kami
Jangan khawatir dengan pendengaran kami
Kami menutup mata
Kami menutup telinga
Tapi jangan kira kami tertidur
Jangan kira kami tak nampak kau mencuri hak kami
Jangan kira kami tak mendengar caci makimu di belakang kami

Hari ini aku berbicara
Mungkin esok takkan kau dengar lagi jeritku
Karena kau bungkam aku dari belakang
Siap menikamku dengan air
Siap merobek-robek pita suaraku dengan pandanganmu
Siap memotong-motong kedua tanganku agar tak dapat bicarakan fakta
Inilah demokrasi yang ada

Pak pemimpin,
Tetanggaku sang pohon pisang
Dia marah sekarang!!!
Karena tak lagi dapat tempat untuknya tumbuh
Kaumnya ditebang semena-mena oleh oknum
Oknum yang pura-pura khawatir
Oknum yang pucat melihatku
Oknum yang lesu
Oknum yang berlagak lesu
Kenapa lesu, Pak??

Tidak ada komentar: