Selasa, 08 Juli 2008

Angin Kencang, Mimpi, dan Hikmah

Aku bermimpi... Angin bertiup kencang sekali, kulihat awan menghitam dan banyak orang berlarian, akupun mencari tempat perlindungan terdekat. "Pak, boleh saya numpang berlindung?" Tanyaku pada seorang bapak yang hendak menutup pintu rumahnya. "Boleh, Nak!"Jawab beliau. Didalam rumah beliau aku bertemu dengan anak perempuannya yang juga sedang ketakutan. Aku bergegas berlari ke bawah tangga dan bersembunyi disana, kebutulan tempatnya agak gelap dan kosong. Angin terus bertiup kencang, akupun masih berada ditempat itu.

Setelah angin mereda, aku keluar dari tempat persembunyian. Kulihat Bapak pemilik rumah sedang berada didalam laut (Lho kok udah di laut? Namanya juga mimpi buuuuk...). Ya, aku dengan jelas dapat melihat kepalanya yang sedang berusaha menarik nafas. Mungkin Bapak itu berlindung dari angin tadi didalam air. Beliaupun mulai merangkak naik kembali dengan menaiki satu demi satu anak tangga. Tak lupa kuucapkan terimakasih atas tumpangan beliau.

Akupun pergi. Tapi mimpinya hanya sampai disitu, seterusnya aku juga tak tau apa yang terjadi. Mimpi buruk itu membuatku mengigau, entah apa yang kukatakan, pastinya suamiku yang sedang tidur disebelahku mendengar dengan jelas apa-apa saja yang kuucapkan ketika aku sedang tidur. Dipagi harinya Beliau bertanya, "Semalam mimpi apa, Yank? Kok sampe ngigau-ngigau gitu..."Akupun terkejut dan berkata, "Iya mimpi angin kencang, ada ngingau ya Yank? Hehehe..."Jawabku sambil tersenyum.

Hmm..... Mungkin mimpi burukku itu disebabkan cuaca kota Banda Aceh yang hampir setiap hari hujan dan angin kencang. Siangnya, sebelum pada malam harinya aku bermimpi tentang yang aku ceritakan tadi, angin bertiup sangat kencang. Tepatnya pada waktu Dzuhur, aku dan adikku sedang berwudhu' untuk shalat dzuhur, tiba-tiba angin bertiup kencang sekali, ah kami abaikan, tapi semakin lama semakin kencang. Maka kamipun shalat, setelah itu kami sama-sama berdo'a minta perlindungan Allah. Adikku yang masih kecil spontan mengatakan, "Ah...Alhamdulillah... Adi udah tenang sekarang, karena udah shalat..." Subhanallah, anak kecil yang tadinya takut karena betapa ngerinya mendengar suara angin yang menghantam pepohonan, tiba-tiba setelah shalat menjadi lega. Ya Allah, apakah itu hikmah untukku agar aku tak risau? Akupun tersenyum dan bangga dengan adikku yang baru saja mendapatkan ranking 6 pada ujian kenaikan kelas 3 kemarin (walaupun biasanya dia ranking 1, tapi aku tak menyalahkan karena nilainya menurun, dia berjanji untuk dapat ranking 1 lagi yang akan datang, semoga Allah membimbing adikku ke jalan-Nya).

1 komentar:

Wie mengatakan...

:D ceritanya keren put